naufalamir69


Kamis, 25/02/2010 12:27 WIB 
Operasi militer pasukan NATO yang dikomandoi AS ternyata lebih banyak membunuh rakyat sipil Afghanistan, termasuk anak-anak dan bukan militan Taliban. Laporan PBB menyebutkan, 346 anak-anak Afghanistan menjadi korban aksi-aksi kekerasan sepanjang tahun 2009 lalu dan kebanyakan dari mereka adalah korban operasi militer yang dilakukan pasukan koalisi asing.
Perwakilan khusus sekretaris jenderal PBB untuk bidang anak-anak dan konflik bersenjata, Radhika Coomaraswamy mengungkapkan, anak-anak Afghanistan yang menjadi korban serangan udara pasukan NATO jumlahnya mencapai 131 orang, 22 anak menjadi korban operasi pencarian dan penyerbuan yang dilakukan Pasukan Khusus, 128 anak tewas oleh serangan yang dilakukan kelompok-kelompok anti pemerintah, seperti serangan bom bunuh diri dan pembunuhan.
Coomaraswamy juga menyatakan keprihatinannya, karena anak-anak Afghanistan bukan cuma menjadi korban konflik tapi mereka juga direkrut oleh para milisi untuk melakukan aksi teror. Untuk itu ia akan membahas persoalan ini dengan para komandan militer di Afghanistan.
"Kami akan melakukan pembicaraan dengan Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) dan militer Afghanistan. Kami ingin mengetahui apa yang bisa dilakukan jika mereka melihat ada anak-anak ketika sedang menjalankan operasi-operasi militer mereka," ujar Coomaraswamy
Serangan udara pasukan AS beberapa kali salah sasaran sehingga menimbulkan korban jiwa di kalangan warga sipil Afghanistan. Protes pemerintah dan kemarahan rakyat Afghanistan tidak pernah dipedulikan karena pasukan AS dengan pasukan NATOnya kembali mengulangi kesalahan yang sama.
Serangan udara ke Provinsi Uruzgan hari Minggu kemarin, menjadi serangan NATO yang paling mematikan selama enam bulan terakhir. Dalam serangan itu, 27 warga sipil Afghanistan tewas. Pasukan NATO selalu berdalih bahwa mereka
Warga Marjah Mengungsi
Sementara itu warga Kota Marjah mulai mengungsi untuk menghindari Operasi Mustarak yang digelar pasukan NATO. Para pekerja kemanusiaan di Afghanistan mengatakan, warga Marjah harus menghadapi bahaya terkena ranjau darat yang banyak bertebaran di jalan untuk sekedar mendapatkan makanan dan kebutuhan hidup lainnya, sedangkan ribuan warga lainnya berduyun-duyun ke ibukota Provinsi Helmand, Lashkar Gah yang jaraknya sekitar 20 kilometer sebelah utara Marjah.
Biaya transportasi yang mahal membuat sekitar 3.500 warga Marjah berjalan kaki menuju Lashkar Gah. Kondisi makin sulit, karena makanan dan obat-obatan sukar di dapat dan harga bahan makanan membubung tinggi sejak NATO menggelar operasi itu dua miggu yang lalu.
Pasukan NATO yang dikomandoi AS mendapatkan perlawanan keras dari kelompok Taliban di Kota Marjah. Selama dua minggu Operasi Mustarak, 27 warga sipil Kota Marjah tewas, 6 orang tewas oleh pasukan Taliban dan 21 orang tewas oleh pasukan NATO.
0 Responses

Posting Komentar